(Akhmad Syaiful Bahri)
Sudah tidak asing lagi media sosial baik untuk orangtua dan remaja
khususnya pelajar. Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih muncul
berbagai macam media sosial dan memiliki dampak tersendiri untuk pelajar.
Apalagi dengan adanya smartphone yang beteknologi canggih dan memiliki aplikasi
yang memiliki berbagai fungsi semakin mempermudah mengakses segala situs secara
online. Adapun media online yang dominan digunakan oleh kalangan pelajar yaitu
Facebook, Youtube, Twitter, Instagram, Google hingga sampai pada pesan instan
diantaranya Whatshap, Line, BBM dan masih banyak lainnya. Hasil riset yang
dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia bersama Yahoo
menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di
Idonesia (64%).[1] Namun
baik buruknya penggunaan media online bagi para pelajar tergantung segi kemanfaatn dalam penggunaanya. Maka
dengan itu perlu adanya bimbingan dari pihak orangtua dalam penggunaan media
sosial.
Melalu survai keseharian yang saya dapatkan ketika anak usia 5-7 tahun
mulai memgang Smartphone mereka dapat belajar secara otodidak dan akan
merasa kecanduan dengan segala fitur dan layanan. Jika tidak memlalui bimbingan
orangtua yang mampu dalam IT maka ketika sudah naik pada usia 7 tahun keatas atau
pelajar dengan mengetahui Media Sosial maka akan berefek pada penyalahgunaan. Selain
itu mereka akan sulit mengalihkan pandang dari situ. Mereka
"terjebak" dalam lingkaran drama media sosial. Meskipun mereka terus
mengeluh tentang "drama" dalam media sosial, kenyataannya mereka juga
pelaku drama tersebut. Media sosial juga membuat masalah
psikologis berupa adanya obsesi, ambisi, hingga menipu diri sendiri. Banyak
orang yang pada akhirnya memiliki obsesi melakukan atau mendapatkan sesuatu
hanya karena melihat orang lain mendapatkannya di media sosial. Obsesi ini bisa
menjadi masalah besar jika para pelajar tidak dapat memilah baik buruknya. Dan
pada akhirnya dalam menggunakan media sosial untuk mencapai keinginannya dengan
memakai segala cara. Ini akan banyak merugikan orang lain bahkan bisa menipu
diri sendiri dan memiliki kepribadian berbeda di media sosial yang tentu
menjadi masalah psikologis yang buruk.[2]
Survai membuktikan bahwa pelajar
sekarang lebih setia 24 jam dengan smartphone nya. Selain itu hal-hal
buruk yang diakibatkan dari efek kecanduan media sosial bagi pelajar ialah
lebih cinderung menjadi pemalas, meninggalkan kewajiban sebagai pelajar dan kewajiban ibadahnya. Dengan kemudahan
media sosial pelajar semakin dimudahkan dalam mengerjakan tugasnya dengan cara
mengcopy paste, jika tidak diimbangi dengan ilmu yang mapan maka dapat
menimbulkan kemalasan berfikir. Dari situlah kemalasan pelajar munjul. Dampak
efek buruk ini dapat dicegah jika para pelajar diberi bekal dalam penggunaan
media sosial.
Apalagi dengan maraknya berita –
berita hoax dizaman sekarang dapat menyebabkan efek buruk bagi para
pelajar yang kecanduan media sosial. Secara tidak langsung mereka ikut serta
didalamnya. Seperti halnya membagikan atau mengsharekan berita – berita hoax
tersebut. Adapun pencegahan – pencegahan penggunaan media sosial bagi pelajar baik
dari segi pemanfaatan media sosial ataupun cara menghindari efek buruk dari
media sosial dan berita hoax yaitu dengan meminimalisir dengan
menerapkan pembatasan konten yang telah diterapkan oleh pemerintah RRC atau
dengan melakukan penyuluhan – penyuluhan terhadap pelajar tentang internet, media
sosial dan pengarahannya ataupun dengan melakukan pengawasan oleh orang – orang
terdekat.
Berikut ini tip – tip yang dapat
kita lakukan untuk menjaga pelajar terkena efek buruk dari bahaya media sosial:
1.
Biasakan
memonitoring kegiatan surfing internet yang dilakukan oleh pelajar.
2.
Jangan
sekali-kali melarang pelajar untuk mengenal media sosial. Hal itu akan
berdampak akan memlakukannya dengan cara semunyi selain itu ia akan melakukan surfing
keberbagai situs yang tidak baik. Karena usia pelajar adalah masa rasa ingin
tahu yang sangat tinggi.
3.
Gunakan
Web Filter berupa software seperti Surf Watch, Cyber Patrol dan
Cyber sfae untuk mencegah teraksesnya situs – situs media sosial yang
tidak sesuai untuk pelajar.
4.
Mendorong
pelajar untuk aktif dalam kegiatan sosial nyata yang dapat diterapkan pada
media sosial.
5.
Ingatkan
selalu pelajar untuk jangan pernah merespon pesan broadcash atau email
yang bersifat membujuk, mengancam, kasar, tidak senonoh dan belum tahu
kejelasan pesan tersebut. Jika mendapatkan pesan ataupun email yang bersifat
belum jelas, forward atau kirim beserta salinan pesan tersebut ke internet provider
dan mintalah bantuan ataupun tanyakan dan minta bantuan pada orang terdekat yang
mumpuni dalam hal – hal tersebut.
6.
Mengikuti
pelatihan atau penyuluhan tentang efek negative dan positif media sosial dan
pemanfaatan media sosial.
7.
Belajar
menulis artikel atau essay untuk diunggah pada blogger atau mengikuti lomba
menulis essay.
8.
Mengadakan
perlombaan di media sosial dengan target para pelajar.
9.
Mengarahkan
pelajar dengan cara memberikan konten – konten positif atau membuat kelompok yang
baik di media sosial lalu diisi dengan diskusi.
Media sosial merupakan suatu hal
yang tidak bias dilepas dari pelajar atapun semua orang, bahkan media sosial
sekarang telah mengubah cara hidup pelajar sehingga bisa dikatakan media sosial
menjadi sebuah media yang penting dalam masyarakat. Dan media sosial tidak
hanya menjadi sebuah media yang penting bahkan juga telah mengubah identitas
diri. Kita bias melihat bagaimana media sosial berubah fungsi menjadi “muka
kedua” sesorang, sehingga menjadikan media sosial sebagai wakil diri di dunia
maya, dan tentu dengan perwakilan didunia maya , maka akan selalu menujukan
sisi positif dari diri kita sehingga tekadang realitan yang ada dengan yang ada
di dunia maya berbeda, meskipun banyak orang yang tidak seperti itu dengan
penggunaan dari setiap orang tentunya berbeda – beda di media sosial.
Disarankan untuk mengikuti ketentuan
– ketentuan yang ada serta menafaatkan media sosial secara benar dan sesuai
dengan norma – norma di masyarakat. Untuk kalangan pelajar yang sudah kecanduan
media sosial di facebook, Whatshapp, BBM dan lainnya lebih baik
digunakan hal - hal seperti ajang silaturahmi jarak jauh dengan hasil dapat
menambah teman di berbagai tempat atau daerah, sebagai media pembelajaran dengan
cara berdiskusi atapun bertukar fikiran, berbagi informasi penting dengan hasil
menambah wawasan keilmuan dan pengalaman, menyampaikan konten – konten yang
baik atau sebagai media menyalurkan hobi menulis, atau memanfaatka untuk
menyimpan data seperti foto, gambar dan sebagainya. Jika media sosial di implemntasikan
dengan hal – hal yang positif, maka banyak keuntungan atau manfaat yang
baik dari media sosial.
No comments:
Post a Comment